Tahap Turunnya Al-Qur'an (UQ-005) Bagian 2
📚 حِكَمُ تَنَزُّلِ القُرْآنِ جُمْلَةً وَمُفَرَّقًا
Hikmah Turunnya Al-Qur’an Sekaligus dan Hikmah Turunnya Berangsur-Angsur
📕 Hikmah Turunnya Al-Qur’an Sekaligus
📌 Hikmah Al-Qur’an diturunkan sekaligus 30 juz ke langit dunia adalah untuk pengagungan kepadanya dan kepada Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam di hadapan seluruh penduduk langit.
✅ Al-Imam As-Suyuthi rahimahullah menyebutkan dalam Al-Itqan:
السِّرُّ فِي إِنْزَالِهِ جُمْلَةً إِلَى السَّمَاءِ تَفْخِيمُ أَمْرِهِ وَأَمْرِ مَنْ نَزَلَ عَلَيْهِ وَذَلِكَ بِإِعْلَامِ سُكَّانِ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ أَنَّ هَذَا آخِرُ الْكُتُبِ الْمُنَزَّلَةِ عَلَى خَاتَمِ الرُّسُلِ لِأَشْرَفِ الْأُمَمِ قَدْ قَرَّبْنَاهُ إِلَيْهِمْ لِنُنَزِّلَهُ عَلَيْهِمْ
Rahasia (hikmah) penurunan Al-Qur’an ke langit secara sekaligus (30 juz) adalah pengagungan terhadap urusan Al-Qur’an ini dan pengagungan terhadap orang yang akan diturunkan kepadanya (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam), yaitu dengan mengumumkannya kepada penduduk tujuh lapis langit bahwa inilah kitab terakhir yang diturunkan, kepada Rasul terakhir bagi ummat yang paling mulia, bahwa Al-Qur’an ini telah Kami dekatkan kepada mereka untuk kemudian Kami turunkan kepada mereka. (Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an, As-Suyuthi, 1/149).
📒 Kitab Selain Al-Qur'an Diturunkan kepada Para Nabi Sekaligus
✅ Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an diturunkan kepada para Nabi sekaligus secara utuh, sedangkan Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun.
✅ Diturunkannya kitab-kitab sebelum Al-Qur’an secara utuh sekaligus telah diisyaratkan oleh Al-Qur’an yaitu melalui firman Allah:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil. (QS. Al-Furqan: 32).
✅ Al-Imam As-Suyuthi rahimahullah menjelaskan:
سُكُوتُهُ تَعَالَى عَنِ الرَّدِّ عَلَيْهِمْ فِي ذَلِكَ وَعُدُولُهُ إِلَى بَيَانِ حِكْمَتِهِ دَلِيلٌ عَلَى صِحَّتِهِ وَلَوْ كَانَتِ الْكُتُبُ كُلُّهَا نَزَلَتْ مُفَرَّقَةً لَكَانَ يَكْفِي فِي الرَّدِّ عَلَيْهِمْ أَنْ يَقُولَ: إِنَّ ذَلِكَ سُنَّةُ اللَّهِ فِي الْكُتُبِ الَّتِي أَنْزَلَهَا عَلَى الرُّسُلِ السَّابِقَةِ، كَمَا أَجَابَ بِمِثْلِ ذَلِكَ قَوْلَهُمْ: {وَقَالُوا مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الأَسْوَاقِ} فَقَالَ: {وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الأَسْوَاقِ}
Allah tidak membantah pernyataan orang-orang musyrik (pada ayat 32 surat Al-Furqan) dan bahkan menjawab dengan menjelaskan hikmah mengapa Al-Qur’an diturunkan bertahap. Hal ini adalah dalil bahwa pernyataan implisit mereka tentang kitab-kitab terdahulu diturunkan sekaligus adalah benar. Seandainya anggapan mereka keliru, tentu Allah akan membantah dengan jawaban “itu adalah sunnatullah, kitab-kitab terdahulu juga diturunkan bertahap”, sebagaimana Allah menjawab pertanyaan mereka: "Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?” (QS. Al-Furqan: 7) dengan jawaban: Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. (QS. Al-Furqan: 20). (Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an, As-Suyuthi, 1/153).
✅ Juga didukung oleh beberapa atsar yang dinyatakan shahih oleh Al-Imam As-Suyuthi, diantaranya:
وَأَخْرَجَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ عَنْ ثَابِتِ بْنِ الْحَجَّاجِ قَالَ: جَاءَتْهُمُ التَّوْرَاةُ جُمْلَةً وَاحِدَةً فَكَبُرَ عَلَيْهِمْ فَأَبَوْا أَنْ يَأْخُذُوهَا حَتَّى ظَلَّلَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَبَلَ فَأَخَذُوهَا عِنْدَ ذَلِكَ.
Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Tsabit bin Al-Hajjaj ia berkata: Taurat datang kepada mereka (Bani Israil) sekaligus maka hal itu terasa berat bagi mereka lalu mereka enggan untuk mengambilnya, sehingga Allah mengangkat gunung menjadikannya menutupi mereka, saat itulah mereka menerimanya.
📕 Hikmah Turunnya Al-Qur’an Secara Bertahap
1. تثْبِيتُ فُؤَادِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَقْوِيَةُ قَلْبِهِ
Pengokohan dan penguatan hati Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
✅ Hal ini dapat kita ambil dari potongan ayat 32 surat Al-Furqan:
كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ
demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya.. (QS. Al-Furqan: 32).
📌 Penjelasan
✅ Dengan wahyu Al-Qur’an dari Allah yang terus menerus turun selama masa kenabian, hati beliau menjadi bahagia terus menerus, begitu pula dengan rutin bertemu Jibril. Karena hal tersebut menandakan perhatian dan penjagaan Allah kepada beliau.
✅ Dengan berangsur-angsur turunnya, lebih mudah bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menghafal karena beliau tidak bisa membaca, lebih mudah memahami makna dan hukum-hukumnya, dan hal ini juga memperkokoh hati beliau.
✅ Jika ayat-ayat Al-Qur’an yang turun adalah jawaban dan solusi atas pertanyaan dan peristiwa yang beliau alami, maka jelas sekali bahwa ayat-ayat tersebut menambah keyakinan hati beliau tentang bantuan dan pembelaan Allah ta’ala kepada beliau dan ummatnya.
✅ Bantuan dan dukungan Allah dengan jawaban dan solusi tepat atas setiap permasalahan yang beliau hadapi dengan ayat-ayat tertentu pula merupakan kemenangan beliau atas musuh-musuh dakwah yang sering mengajukan pertanyaan bahkan menghadirkan kesulitan bagi beliau. Jelas hal ini juga menguatkan hati.
✅ Jika ayat-ayat yang turun kepada beliau adalah kisah para Nabi ‘alaihimussalam yang mengandung kemiripan dengan permasalahan yang beliau hadapi, maka hal ini juga jelas akan menguatkan hati beliau sekaligus menggembirakan karena cerita dan kisah adalah sesuatu yang menyenangkan.
2. التَّدَرُّجُ فِي تَرْبِيَةِ الأُمَّةِ النَّاشِئَةِ عِلْمًا وَعَمَلًا
Tadarruj (Bertahap) dalam Proses Tarbiyah Ummat yang Baru Tumbuh Baik Dalam Ilmu maupun Amal
✅ Hikmah ini dapat kita simpulkan dari potongan berikutnya pada ayat 32 surat Al-Furqan:
وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا
dan (agar) Kami membacakannya secara tartil (perlahan).
✅ Juga hikmah ini bisa kita simpulkan dari ayat lain:
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا
Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (QS. Al-Isra: 106).
📌 Penjelasan
✅ Kemudahan bagi para sahabat radhiyallahu ‘anhum dalam menghafalkan Al-Qur’an karena turun berangsur-angsur, mengingat mereka adalah masyarakat yang rata-rata buta huruf, disamping sedikitnya alat tulis menulis. Ditambah lagi diawal-awal Islam, mereka sibuk dengan perjuangan yang menuntut pengorbanan harta bahkan nyawa.
✅ Kemudahan bagi mereka dalam memahami maksud dan hukum-hukumnya.
✅ Menjadi pijakan yang kuat (karena bertahap) bagi para sahabat dalam meninggalkan aqidah yang batil serta kebiasaan-kebiasaan buruk jahiliyah.
✅ Sebaliknya, menjadi pijakan yang kuat bagi mereka dalam menanam nilai-nilai aqidah, ibadah dan akhlak yang benar dan mulia yang disampaikan oleh Rasulullah secara bertahap.
✅ Mengokohkan keyakinan dan kesabaran para sahabat dalam perjuangan menegakkan Islam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melalui ayat-ayat yang turun sesuai dengan keperluan mereka dalam menghadapi rintangan dan tantangan, baik ayat-ayat yang berisi arahan langsung atau ayat-ayat yang berisi kisah para nabi dan ummat sebelum mereka.
3. مسايرة الحوادث والطواىء في تجددها وتفرقها
Turun Berangsur-Angsur untuk Mengiringi Berbagai Kejadian dan Peristiwa Tak Terduga (oleh manusia) yang Selalu Ada dan Terpisah-Pisah Terjadinya
✅ Hikmah ini dapat kita simpulkan dari ayat :
وَلا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيراً
Tidaklah mereka datang kepadamu (membawa) sesuatu, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. (QS. Al-Furqan: 33).
📌 Penjelasan:
✅ Yaitu dengan menjawab pertanyaan orang-orang yang bertanya, baik untuk minta konfirmasi atau untuk meminta penerangan. Tentu saja pertanyaan-pertanyaan ini diajukan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di berbagai kesempatan terpisah dan dalam konteks yang berbeda-beda. Turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur sangat bermanfaat, karena Allah menurunkan ayat-ayat tertentu sebagai jawaban atas semua itu.
✅ Turun berangsur-angsur juga dalam rangka memberikan keputusan hukum atas berbagai kasus tepat pada waktunya, seperti ayat-ayat yang turun tentang zhihar dan sejenisnya.
✅ Turun berangsur-angsur dalam rangka meluruskan kesalahan para sahabat di berbagai momen yang berbeda dengan arahan yang tepat momennya, seperti ayat-ayat di separuh terakhir surat Ali Imran yang turun untuk meluruskan kekeliruan di perang Uhud. Akan berbeda pengaruhnya seandainya seluruh ayat Al-Qur’an sudah turun, lalu para sahabat mencari sendiri ayat mana yang sesuai dengan masalah yang sedang mereka hadapi.
✅ Turun berangsur-berangsur dalam rangka mengungkap kebusukan dan makar personel musuh-musuh dakwah makar demi makar, kejahatan demi kejahatan, satu persatu disingkap oleh Al-Qur’an dengan ayat-ayat yang sesuai dengan makar dan kejahatan masing-masing. Seperti ayat-ayat yang turun terkait dengan masjid dhirar yang didirikan oleh orang-orang munafik untuk memecah belah kaum muslimin dan sebagai markas mereka bekerja sama dengan kafir Quraisy dan Yahudi Madinah berkedok masjid.
4. الإرشاد إلى مصدر القرآن وأنه كلام الله وحده
Untuk menunjukkan dan membuktikan tentang sumber Al-Qur’an bahwa ia semata-mata Firman Allah
✅ Hikmah ini dapat kita simpulkan dari ayat :
قُلْ أَنْزَلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ غَفُوراً رَحِيماً
Katakanlah: "Al-Qur’an itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Furqan: 6).
📌 Penjelasan:
✅ Bagi yang meneliti Al-Qur’an apalagi dengan memahami bahasa Arab, tentu ia akan menemukan kesatuan dan keterpaduan Al-Qur’an baik dari susunan huruf dan kata-katanya, maupun dari sisi kandungan isinya. Lalu kita bertanya: Bagaimana mungkin bisa seperti itu, padahal ia tidak turun sekaligus, tetapi berangsur-angsur sesuai keperluan dan peristiwa yang dilalui Nabi dan ummatnya selama dua puluhan tahun, bahkan urutan turunnya tidak sama dengan susunan yang ada di dalam mushaf??!
Tak ada jawaban yang bisa menjelaskan kecuali bahwa Al-Qur’an benar-benar firman Allah yang Maha Mengetahui segala rahasia di langit dan di bumi, yang Maha Mengetahui apa yang telah, sedang dan akan terjadi, tak ada yang luput dari Pengetahuan dan Hikmah-Nya.
✅ Karya tulis dan pemikiran manusia yang diproduksi dalam rentang waktu yang berbeda pasti akan dipengaruhi oleh berbagai peristiwa dan perubahan yang terjadi sehingga dalam kurun waktu yang lama jika karya dan pemikiran itu disatukan mustahil menjadi sebuah kesatuan yang serasi dan terpadu, apalagi menjadi karya yang tak bisa ditandingi.
وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافاً كَثِيراً
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka menemukan pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. An-Nisa: 82).
Sumber Utama : Manahil Al-‘Irfan, 1/53-62
Posting Komentar untuk " Tahap Turunnya Al-Qur'an (UQ-005) Bagian 2"
Hindari kata-kata yang mengandung pornografi, penghinaan dan kebencian serta pelanggaran hukum yang berlaku.